Sabtu, 10 Oktober 2009

My Alpha

"She have falling in love so many times that she began to suspect that she wasn't falling in love at all, but doing so much ordinary." (Extremely Loud and Incredibly Close, p. 79)

Yeah, that falling so many times part also happen to me. This time I'm falling for my new alpha 300. It's a Sony... I'm so absofreakinglutely falling in love with this one. I took it with me almost all the time, even though it made my shoulders a bit tense lately. Haven't made a cool pic until now but it's make me eager to learn more and more. And, unfortunately, I neglected almost every other thing, like my own paper. Hiks...

With a load of trial and error, these were my best until now.

Been waiting so long to have this shoot.

The Hunter

Parakeet's Home

Too bad he's so shy and wouldn't turn around

The Fisherbirds (Love this so much though)


ps: all those pictures were taking at Ragunan Zoological Park, Jakarta.

Senin, 05 Oktober 2009

Hobi Baru

Belum lama ini saya berhasil mewujudkan salah satu keinginan saya: membeli sebuah kamera DSLR. Ngidam dah dari lama... Pas dapat honor langsung aja beli, takut duitnya abis buat yang lain... hihihi...

Dengan perlengkapan kamera yang masih minim saya coba belajar jeprat-jepret. Susah yak ternyata... Pertama-tama belajar istilah-istilahnya dulu. Untung ada goggle... browsing deh tuh. Ternyata banyak banget orang-orang baik di luar sana. Ada juga komunitas pengguna kamera yang sama dengan yang saya gunakan. Join dong pastinya. Abis itu ngoprek-ngoprek isinya, cari tutorialnya. Jadi tahu ada istilah diafragma (f), trus shutter speed (ss), ISO, dan masih banyak lagi. Walaupun masih bingung gimana nerapinnya (yang ini memang human error :p).

So far, baru belajar focusing sama gonta-ganti scene selection, abis gaptek sih. Blom bisa ambil gambar yang keren kayak orang lain... hiks.. belajarnya lelet nih... Ini beberapa hasil uji coba megang kamera baru...



Minggu, 04 Oktober 2009

Api di Bukit Menoreh

Lagi goggling cari bahan buat tulisan, eh, ada entry yang nyasar. Sepertinya familiar dengan gambar yang muncul. Oalah dalah... ternyata itu gambar sampulnya buku Api di Bukit Menoreh jilid satu. Iiih... kangennya! (berlebihan)

Lupa kapan pertama kali baca serial terbitan Kedaulatan Rakyat dari Yogyakarta itu, yang jelas waktu itu masih SD. Buku hibah dari atasan Bapak. Beliau kasihan melihat anak bawahannya yang gak bisa duduk diam dan terus mengganggu kerja bapaknya. Berhubung buku-bukunya Enid Blyton sudah dikhatamkan, maka beralihlah ke buku karangannya Pak S.H. Mintardja ini. Awalnya cuma tertarik dengan gambarnya. Khas Indonesia banget. Gak kalah sama jagoannya komik Marvel... (dulu... hehehe). Baru tahu dari blog yang diketemukan kemarin kalau yang menggambar ilustrasinya bernama Sudyono. Oia, nama blognya: adbmcadangan.wordpress.com

Garis besar jalan ceritanya tentang perebutan kekuasaan dari Sunan Prawata (anak Trenggono) dengan Arya Panangsang. Kejayaan Pajang dari Jipang tidak bertahan lama, karena muncul Mataram sebagai kekuatan baru. Walaupun porsi fiksinya lebih banyak dari sejarahnya tapi tetap banyak informasi yang bisa nambah pengetahuan. Buku ini juga mengajak mengenal latar tempat peristiwa-peristiwa yang terjadi, seperti Kali Opak, Gunung Merapi, dan lain sebagainya.

Ceritanya sendiri panjaaang banget, sampai keruntuhan Mataram itu sendiri. Akhir ceritanya sendiri setahu saya belum ada karena Pak S.H. keburu dipanggil Yang Maha Kuasa. Tokohnya juga banyak banget, dari yang fiktif seperti Agung Sedayu dan keluarganya, sampai tokoh sejarah nyata seperti Panembahan Senopati. Pokoknya novel sejarah nih te-o-pe deh.

share it