Trus kita lanjut keliling kampung. Beberapa rumah membuka kios dadakan. kebanyakan ga buka toko di rumah, tapi menjual online via facebook. ada juga yang buka toko di kawasan elit macam Galeri Batik Jawa dengan andalannya batik Indigo. Ini stand favorit gw, karena isi batiknya kebanyakan warna indigo alias biruuuuuu... katanya sih biru itu warna yang dipake raja-raja. tapi sayang mahal :p nanti aja mampir ke Sangaji, Jogja, katanya di sana suka dikasih diskon 20 persen. Oia, Sangaji itu semacam sentra batiknya si batik indigo. Diceritain sama si mba yang jaga (lupa tanya namanya) kenapa batik ini mahal. pertama bahan pewarnanya bahan alami tanpa campuran bahan kimia, trus prosesnya juga agak lama. untuk satu kain bisa dicelup sampe dua puluh kali lho. dan itu bisa makan waktu sampe dua mingguan.
Di sini pula gw untuk pertama kalinya kenalan sama yang namanya batik cabut. Batik jenis ini dibuat dengan menggunakan gabungan teknik printing dan tulis. hehehe... itu kalo ga salah denger ya. Ada juga batik bogor yang terkenal ama motif ujan gerimisnya. trus ada batik tanah liek khas minang yang dicirikan sama rumah gadang.
Berhubung ujan kita numpang berteduh di sanggarnya Bapak Iskandar, pelukis batik di segala media. canggih deh. tapi sayang kita ga boleh moto karena ga terdaftar sebagai peserta dalam acara hunting fotonya sama panitia. Hiks... ya sudah. setelah hujan reda kita memutuskan untuk mengunjungi sanggar batik Setapak saja, daripada kena tegur panitia lagi :p Di sanggar ini kita ketemu pengunjung lain yang sengaja datang untuk ngeliat acara carnival, tapi kesiangan, karena ternyata subuh tadi ada pagelaran busana batiknya juga. hiks... lagi-lagi ketinggalan informasi. Yowis taon depan kita hunting lagi ya. Kali nanti pake jalur yang resmi, biar dikasih jadwalnya sama panitia...
Hunting ini diakhiri dengan foto si Oli, jagoan batik cilik dari Gang Setapak. See you next year...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar