Selasa, 19 Oktober 2010

Roman oh Roman...


Judul        :   Manhattan Merger
Tebal       :   232 hlm
Penerbit   :   GPU 
Terbit      :   Maret, 2008


Pertama kali saya membaca buku HQ ini waktu di SMA. Buku terjemahannya tentu saja. Menemukannya di antara buku-buku praktik di perpustakaan. (baru sadar sekarang kok di perpustakaan ada buku aneh-aneh begitu). Saat itu saya memutuskan untuk tidak akan pernah membaca buku semacam itu lagi. Kenapa? Karena saya menganggap buku seperti itu tidak ada gunanya dan banyak mempertontonkan adegan vulgar.

Sampai beberapa bulan yang lalu saya masih memegang teguh kepercayaan saya untuk tidak menyentuh buku semacam itu. Namun, karena tuntutan pekerjaan (memang suka menyalahkan kondisi saat tidak ada orang yang bisa disalahkan), saya terpaksa membaca buku semacam ini. Saya tidak habis pikir mengapa buku-buku seperti ini laku di pasaran. Timbul pertanyaan menarik yang menggelitik rasa ingin tahu saya. Mengapa kaum hawa banyak yang menyukai buku dengan genre tersebut?

Buku Manhattan Merger ini menurut saya cukup menarik, terutama pada bab 2 dan bab 3. Saya sampai penasaran ingin tahu bagaimana selera pasar menentukan sebuah bisnis penerbitan. Karena buku ini saya jadi ingin tahu seberapa besar sih penerbit Harlequin yang mengkhususkan diri untuk menerbitkan genre roman ini?

Setelah membaca buku ini, saya jadi tergugah untuk mencari lebih banyak. Dan saya baru tahu kalau Harlequin Enterprises Limited sudah berdiri sejak tahun 1949 nun jauh di Winnipeg, Kanada, sana.

Sejarah singkat HQ

Buku yang pertama kali diterbitkan adalah buku karya Nancy Bruff (orang US), The Manatee, yang dijual dengan harga 50 sen. Pada awalnya HQ mengakuisisi naskah dari penerbit lain. Editor pertama HQ adalah Mary, istri Richard Bonnycastle, salah satu pemegang saham utama. Baru pada tahun 1964, HQ mendedikasikan dirinya secara eksklusif untuk menerbitkan serial roman. Saat Lawrence Heisey menjadi presiden perusahaan, novel-novel HQ mengalami standarisasi, cetakannya dibatasi hanya 192 halaman untuk mereduksi kertas cetakan dan mulai di-branded seperti komoditas lainnya.

Persaingan lahan roman ini meningkat pada tahun 1975. Karena meskipun berasal dari Kanada, HQ hampir menguasai seluruh wilayah pemasaran di Amerika. Sampai Simon & Schuster mendirikan imprint Silhoutte sebagai saingan, yang mengeksplor isu-isu kontemporer. Namun, penerbit ini pun akhirnya berhasil diakuisisi HA pada 1984, meskipun berhasil mempertahankan kendali dalam pemilihan naskah dan proses editing.

HQ saat ini dikuasai oleh Torstar Corporation, perusahaan surat kabar terbesar di Negeri Daun Mapel tersebut. Pada 2002, HQ menerbitkan lebih dari 1000 judul novel, yang sebagian besar terjual di Amerika Utara. Penerbit roman lain yang cukup produktif adalah Kensington Books yang hanya mampu memproduksi 219 judul. Sampai tahun 2006, HQ telah menerbitkan buku dalam 26 bahasa di 109 negara

***

Pro – Kontra
Dalam buku ini, saya juga menemukan beberapa pro dan kontra mengapa buku roman yang diterbitkan HQ ini sering dianggap karya picisan yang tak layak disandingkan dengan karya sastra lainnya. Seperti halnya tokoh Diane, saya dan mungkin banyak orang lain, menganggap bahwa buku roman adalah sebuah pembodohan. Cerita roman hanya memperlihatkan bagian-bagian yang menyenangkan dari sebuah hubungan asmara, dan tidak pernah bercerita tentang hubungan jangka panjang (p.183). Dan banyak pula cerita roman yang laris manis jika sang tokoh adalah orang biasa dengan tampang pas-pasan tapi memiliki kelakuan atau sikap yang menarik. Menurut chief ed saya, itu karena banyak wanita yang merasa dirinya tidak cantik, tapi ingin dianggap menarik. Jadi mereka merasa senasib dengan para tokoh yang biasanya tertindas macam di sinetron.

Pendapat pro dikemukakan oleh Rainey, tokoh utamanya, Catherine, dan Linda. Linda, misalnya, mengatakan bahwa menyenangkan membaca bagaimana dua orang yang berbeda akhirnya bersatu (p.182). Meskipun banyak konflik dan rintangan, tapi pada akhirnya tokohnya menikah dan hidup bahagia. Happily ever after.

Mau ikut yang pro, mau kontra, terserah. Toh, mau bagaimanapun tetap pasar yang menentukan. Percaya atau tidak, saat ini penjualan buku roman di tempat saya bekerja meningkat dua kali lipat. Jika untuk novel lainnya hanya dicetak maksimal 5000 eksemplar, maka jangan heran kalau novel-novel roman tetap laris saat dicetak dua kali lipatnya. Ini opini murni pendapat saya. Entah orang lain.

Btw, ini gambar Nantucket Lighthouse, lukisan karya Thomas Mcknight yang disebut-sebut dalam novel ini.

Kalau saja saya punya uang untuk membeli sebuah mercusuar dan tinggal di dalamnya....

sumber tentang HQ:
www.eharlequin.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

share it