Senin, 30 Desember 2013

Senandung Sang Pengembara

Titik Nol: Makna Sebuah PerjalananTitik Nol: Makna Sebuah Perjalanan by Agustinus Wibowo

My rating: 4 of 5 stars


“Not all those wander are lost.”

Agaknya kutipan J.R.R. Tolkien dalam Fellowship of the Ring itu sungguh tepat menggambarkan perjalanan seorang Agustinus Wibowo. Ya, tak semua pengembara tersesat, termasuk pengembara yang kini menceritakan safarnamanya ini.

Namun kali ini perjalanannya tidak hanya menceritakan kisah suka dan duka selama pengembaraannya. Senandungnya kali ini penuh dengan kenangan pribadi yang sebelumnya begitu enggan ia ungkapkan. Sebuah memoar tentang seorang penggapai mimpi-mimpi setinggi langit. Sepotong sejarah tentang seorang penakluk dunia lainnya yang tetaplah seorang manusia biasa yang memiliki ketakutannya sendiri.

***

Sudah berbulan-bulan buku ini mengendap di tumpukan di kamar saya, menunggu untuk dibaca. Entah kenapa, saya tidak ingin membacanya. Bukan, bukan karena buku ini begitu buruk atau apa, melainkan karena saya tidak ingin segera berpisah dengannya. Namun berkat seorang kenalan, akhirnya buku ini berhasil saya selesaikan. Teman tersebut menanyakan sesuatu yang sempat membuat saya merenung, “Ada nggak perubahan dalam diri kamu yang terjadi setelah selesai baca buku ini?”

Ya, saya yakin ada yang telah berubah dalam diri saya. Memang, saya tak berubah menjadi seberani Lam Li yang menjalani kehidupan yang sangat lepas. Pun saya tak berubah menjadi pengembara yang berani meninggalkan segalanya untuk pergi berpetualang. Saat ini saya mungkin masih dalam tahap menjadi penikmat perjalanan yang mabuk rayuan untuk mengunjungi pelosok bumi ini. Tapi, saya yakin pada suatu waktu yang lalu perjalanan saya telah dimulai. Dan saya harap perjalanan ini belum akan segera berakhir hingga waktunya untuk pulang nanti...




View all my reviews

share it