Jumat, 06 Mei 2011

Jelajah Pulau Tidung

Long weekend kemarin mengambil cuti dua hari. Sebenarnya saya bersama kawan-kawan hendak pergi ke Ujung Genteng, namun karena kurangnya pesiapan dan tidak direncanakan jauh-jauh hari, destinasi berubah menjadi ke Pulau Tidung. Kami mendaftar di Cemara Adventure untuk paket seharga 350K dengan fasilitas menginap dua hari satu malam, transportasi ke dan dari P. Tidung, snorkling di Pulau Payung, sepeda untuk transportasi di pulau. Tapi sejujurnya saya agak kecewa, karenaaa... ga dapet sunset dan sunrise yang bagus.. hiks. maybe next time. Oia, fyi aja, sinyal indosat di sini sering terganggu, tapi sinyal telkomsel jaya selalu. wahahaha... sebenernya masih pengen keliling pulau tapi apalah daya. sepertinya dua hari itu memang terlalu singkat untuk menikmatinya.


Ga tau gimana settingannya tapi gw suka banget ama birunya foto di atas. Padahal waktu itu tengah hari bolong.



Sunset yang mengecewakan dan tidak bisa dinikmati karena padatnya orang berkerumun di jembatan.

Pulau Payung dan mercusuarnya

iseng-iseng nyoba efek hdr di CS5

Jelajah Kuantar Ke Gerbang: Romansa Inggit - Soekarno di Bandung

Tanggal 17 April yang lalu saya menyempatkan diri mengikuti acara Jelajah Kuantar Ke Gerbang: Romansa Inggit - Soekarno di Bandung. Acara tersebut diselenggarakan Penerbit Bentang Pustaka bekerja sama dengan Komunitas Aleut dan Goodreads Indonesia.

Perjalanan hari itu adalah perjalanan pendek mengitari kota Bandung dengan jarak kira-kira sekitar dua kilometer. Perjalanan dimulai dari Museum Konferensi Asia Afrika sampai ke rumah Inggit Garnasih di Jalan Inggit Garnasih No. 8 (dulu Jalan Ciateul).

Dari Museum KAA kami menuju apa yang tersisa dari Penjara Banceuy, tempat Soekarno mendekam selama delapan bulan pada masa penjajahan Belanda. Kini tinggal sel nomor 5 serta sebuah tugu kecil yang menandai sisa-sisa tempat Soekarno menyusun pleidoinya yang berjudul "Indonesia Menggugat". Sel berukuran kira-kira sekitar 2,5 m x 1,5 m itu berdiri di tengah-tengah kepungan kompleks pertokoan Banceuy Permai. Sebelum memasuki lokasi sel, terdapat menara pengawas yang merupakan bagian dari penjara Banceuy dulu, tapi sayang kondisinya sangat memprihatinkan, penuh sampah dan coretan ulah tangan-tangan usil.



Dari penjara Banceuy, kami menuju Masjid Raya Bandung yang merupakan salah satu hasil rancangan Soekarno. Dari situ kami menuju Pendopo, kediaman gubernur Jawa Barat. Lalu kami melewati Rehobot, menuju ke Gedong Dalapan, dan Jalan Jaksa. Ada pun di setiap tempat-tempat yang disebutkan itu pernah menjadi tempat tinggal Inggit dan Soekarno sebelum akhirnya menetap di Jalan Cianteul.



Dari Cianteul, rombongan GRI melanjutkan perjalanan ke Reading Light. Sebuah tempat cosy yang pas buat nyari buku, wi-fi gratisan, atau cuma untuk sekadar hang out. Kita dapat tempat di bagian belakang lantai dua yang nyaman banget. Oia, satu lagi nilai tambah adalah diskon 15 persen untuk F&B yang kita pesan di sini.


Setelah mengisi perut di Nasi Bancakan, akhirnya kunjungan ke Bandung ini resmi berakhir. Sampai jumpa di jelajah berikutnya.

share it